Kawan..tahukah kamu apa itu
lidah?
Yah lidah. Lidah memang bukan
sesuatu yang istimewa. Ia hanyalah sekumpulan kelenjar & otot-otot yang
tampak bau & menjijikkan.
Lidah juga buka sesuatu yang
sakral, langka, ataupun produk komoditi penting (meskipun ia tak bisa didaur
ulang)
Namun jangan salah kawan... kita
mungkin hanya mengenal lidah sebagai indera perasa/pengecap. Tak lebih.
Terkadang lidah sedikit bisa juga bernilai ekonomis..(lidah sapi misalnya?)
Namun Tuhan tidaklah tidur ketika
menciptakan lidah...atau paling tidak tanpa tujuan tertentu...
Seorang kaum abangan akan
berkata: “lidah diciptakan agar manusia bisa merasakan nikmat Tuhan &
memperbanyak syukur”
Sedangkan seorang santri muda
akan berujar bijak: “lidah diciptakan Gusti Allah agar manusia sibuk dengan
tasbih,tahmid & tahlil”
Ada pula seorang Guru IPA di
sebuah sekolah perkotaan yang melonjak bangga atas intelektual keilmuannya,
& berteriak nyaring: “Lidah ada untuk membantu manusia berbicara..tanpa
lidah niscaya manusia tak bisa mengucapkan bahkan untuk satu buah huruf vokal
pun!”
Eureka! selamat atas kalian
semua... tapi... sesimple itukah kekuasaan Tuhan? Sesederhanakah itu perwujudan
eksistensi Sang Pencipta?
Sobat.. bagaimana jika... kawanmu
yang berasal dari kampung ini mengutarakan pendapatnya?
Kawan...lidah sebagai indera
pengecap/perasa OK kita semua mahfum & sepakat tentangnya? Tapi seperti
ketika kita menemukan sebongkah kerang besar di dasar laut... puaskah kita
hanya dengan melihat fisiknya yang wah? Tak inginkah kita melongok lebih dalam
& mengintip lebih dalam..ada apa dibalik kerang besar itu?
Mutiara..yah mutiara sejernih
mata bayi yang berkilauan! Itulah isi dari sebuah kerang raksasa! Anugrah
dibalik anugrah...mahakarya yang tertutupi oleh mahakarya.
Demikian juga lidah...kita
menemukannya dalam keadaan yang rumit, aneh, unik, menggemaskan, misterius!
Demikian juga filosofi sebuah lidah: mengundang decak kagum, fantastis &
menggemparkan khalayak ramai!
Kawan, menurutku filosofi lidah
adalah: bahwa kita hidup di dunia ini diperbolehkan oleh Tuhan, untuk
merasakan, mencicipi, & menghirup apa yang ada di dunia..sepanjang dalam
kebaikan & tuntunanNya.
Kita hidup di dunia bukan hanya
untuk bekerja & bekerja. dari lahir sampai mati. Tanpa variasi. Hanya menjadi
budak sistem & organisasi.
Kita makan tak mungkin langsung
masuk ke lambung. Kita minum mustahil rasanya kerongkongan kita yang pertama
merasakan.
Itulah gunanya lidah. Itulah
makna diciptakannya lidah.
Kita diminta Tuhan untuk
merasakan ciptaanNya. Menikmatinya sambil berdecak-decak sedap. Seperti ketika
kita merasakan asamnya limun di siang hari..ataupun pedasnya sambal kecap
favorit buatan istri kita.
Kawan..berhentilah sejenak dari
kerja rodimu itu. Ibarat kau sedang makan..jangan kau pikirkan hanya untuk
segera memenuhi lambungmu yang tak berhenti bergoyang karena kelaparan itu.
Atau saat kau mereguk
minum..jangan terburu-buru untuk mengguyur batang tenggorokanmu yang kau pikir
sudah meranggas karena dahaga yang sangat.
Jangan...jangan terburu-buru
menelan makananmu. kau punya lidah kawan. jangan kau acuhkan dia.. berhentilah
sedetik.. untuk menghargai ciptaanNya. Kunyahlah makananmu lebih lama.. &
rasakan kelezatannya.
Demikian juga hidupmu. Lihatlah
dunia yang terhampar di depanmu. Lihatlah dirimu. Mulai dari yang kecil saja.
Adakah liburan ke luar negeri
hadiah untuk istrimu tercinta?
Atau sebuah mobil baru agar ke-2
buah hatimu tidak terpanggang teriknya mentari saat mereka berkunjung ke rumah
neneknya?
Atau AC portable agar keluargamu
bisa beristirahat siang tanpa terganggu keringat tak diundang yang berkerumun
itu?
Atau netbook mungil berwarna pink
yang dulu kau janjikan sebagai hadiah ulang tahun pernikahan kalian?
Atau Blackberry Bold yang kau
anggap mainan para raja-raja itu? Tak bolehkah kau memilikinya?
Bagaimana dengan sepasang
Bucchery bila menghiasi kedua kakimu? Mau?
Lapar ataupun dahaga..bukan
berarti tidak boleh mengecap kelezatannya.
Bekerja untuk mempersiapkan masa
depan kita bukan berarti menihilkan kesenangan kita.
Selamat mengecap ‘makanan’ dari
Tuhan di dunia.
Duhai lidah...kau inspirasi yang
mengagumkan!
24 nov 2010, 21:51
Tidak ada komentar:
Posting Komentar