Selasa, 30 April 2013

LIDAH




Kawan..tahukah kamu apa itu lidah?
Yah lidah. Lidah memang bukan sesuatu yang istimewa. Ia hanyalah sekumpulan kelenjar & otot-otot yang tampak bau & menjijikkan.
Lidah juga buka sesuatu yang sakral, langka, ataupun produk komoditi penting (meskipun ia tak bisa didaur ulang)
Namun jangan salah kawan... kita mungkin hanya mengenal lidah sebagai indera perasa/pengecap. Tak lebih. Terkadang lidah sedikit bisa juga bernilai ekonomis..(lidah sapi misalnya?)
Namun Tuhan tidaklah tidur ketika menciptakan lidah...atau paling tidak tanpa tujuan tertentu...
Seorang kaum abangan akan berkata: “lidah diciptakan agar manusia bisa merasakan nikmat Tuhan & memperbanyak syukur”
Sedangkan seorang santri muda akan berujar bijak: “lidah diciptakan Gusti Allah agar manusia sibuk dengan tasbih,tahmid & tahlil”
Ada pula seorang Guru IPA di sebuah sekolah perkotaan yang melonjak bangga atas intelektual keilmuannya, & berteriak nyaring: “Lidah ada untuk membantu manusia berbicara..tanpa lidah niscaya manusia tak bisa mengucapkan bahkan untuk satu buah huruf vokal pun!”
Eureka! selamat atas kalian semua... tapi... sesimple itukah kekuasaan Tuhan? Sesederhanakah itu perwujudan eksistensi Sang Pencipta?
Sobat.. bagaimana jika... kawanmu yang berasal dari kampung ini mengutarakan pendapatnya?
Kawan...lidah sebagai indera pengecap/perasa OK kita semua mahfum & sepakat tentangnya? Tapi seperti ketika kita menemukan sebongkah kerang besar di dasar laut... puaskah kita hanya dengan melihat fisiknya yang wah? Tak inginkah kita melongok lebih dalam & mengintip lebih dalam..ada apa dibalik kerang besar itu?
Mutiara..yah mutiara sejernih mata bayi yang berkilauan! Itulah isi dari sebuah kerang raksasa! Anugrah dibalik anugrah...mahakarya yang tertutupi oleh mahakarya.
Demikian juga lidah...kita menemukannya dalam keadaan yang rumit, aneh, unik, menggemaskan, misterius! Demikian juga filosofi sebuah lidah: mengundang decak kagum, fantastis & menggemparkan khalayak ramai!
Kawan, menurutku filosofi lidah adalah: bahwa kita hidup di dunia ini diperbolehkan oleh Tuhan, untuk merasakan, mencicipi, & menghirup apa yang ada di dunia..sepanjang dalam kebaikan & tuntunanNya.
Kita hidup di dunia bukan hanya untuk bekerja & bekerja. dari lahir sampai mati. Tanpa variasi. Hanya menjadi budak sistem & organisasi.

Kita makan tak mungkin langsung masuk ke lambung. Kita minum mustahil rasanya kerongkongan kita yang pertama merasakan.
Itulah gunanya lidah. Itulah makna diciptakannya lidah.
Kita diminta Tuhan untuk merasakan ciptaanNya. Menikmatinya sambil berdecak-decak sedap. Seperti ketika kita merasakan asamnya limun di siang hari..ataupun pedasnya sambal kecap favorit buatan istri kita.
Kawan..berhentilah sejenak dari kerja rodimu itu. Ibarat kau sedang makan..jangan kau pikirkan hanya untuk segera memenuhi lambungmu yang tak berhenti bergoyang karena kelaparan itu.
Atau saat kau mereguk minum..jangan terburu-buru untuk mengguyur batang tenggorokanmu yang kau pikir sudah meranggas karena dahaga yang sangat.
Jangan...jangan terburu-buru menelan makananmu. kau punya lidah kawan. jangan kau acuhkan dia.. berhentilah sedetik.. untuk menghargai ciptaanNya. Kunyahlah makananmu lebih lama.. & rasakan kelezatannya.
Demikian juga hidupmu. Lihatlah dunia yang terhampar di depanmu. Lihatlah dirimu. Mulai dari yang kecil saja.
Adakah liburan ke luar negeri hadiah untuk istrimu tercinta?
Atau sebuah mobil baru agar ke-2 buah hatimu tidak terpanggang teriknya mentari saat mereka berkunjung ke rumah neneknya?
Atau AC portable agar keluargamu bisa beristirahat siang tanpa terganggu keringat tak diundang yang berkerumun itu?
Atau netbook mungil berwarna pink yang dulu kau janjikan sebagai hadiah ulang tahun pernikahan kalian?
Atau Blackberry Bold yang kau anggap mainan para raja-raja itu? Tak bolehkah kau memilikinya?
Bagaimana dengan sepasang Bucchery bila menghiasi kedua kakimu? Mau?
Lapar ataupun dahaga..bukan berarti tidak boleh mengecap kelezatannya.
Bekerja untuk mempersiapkan masa depan kita bukan berarti menihilkan kesenangan kita.
Selamat mengecap ‘makanan’ dari Tuhan di dunia.
Duhai lidah...kau inspirasi yang mengagumkan!
 

24 nov 2010, 21:51

Tidak ada komentar: