Panggilannya sederhana saja, tapi
kesan gaul & modis nampak jelas: Bonky. Itu nama temanku. Rekan sejawat di
kantor.
Meskipun profesi kami berbeda.
Namun usia kami sebaya. Itu yang membuat aku cepat akrab & nyambung kalau ngobrol
dengannya. Namun ada hal unik yang ingin kuceritakan tentang sahabatku ini.
Bonky & aku mempunyai
kesukaan sama, kami tergila-gila pada gadget. Dia juga seorang teknisi komputer
yang wahid. Pandai mereparasi segala kerusakan komputer. Menguasai software
& segala pernak perniknya: program & aplikasi terbaru, antivirus dll.
Itu yang membuat aku senang bergaul dengannya. aku mendapat banyak ilmu baru
setiap ngobrol dengannya.
Namun, ada 1 hal yang membuatku
kagum atas kepribadiannya. Dia mempunyai kebiasaan khas & luar biasa=
selalu memberikan penghormatan secara fisik terhadap lawan bicaranya!
Kebiasaan beliau ketika berjumpa
dengan orang: membungkukkan badannya, mengulurkan tangan untuk menyapa, serta
mengucapakan kalimat yang sama terhadap semua orang= ‘selamat pagi pak!’
(meskipun pada orang yang 5-8 tahun lebih muda darinya!)
Bonky (setahuku) berusia 2-3
tahun diatasku. Usia pernikahannya jauh diatasku.pengalaman bekerjanya jauh
diatasku. Senioritasnya tak diragukan. Tapi dia memanggilku dengan sebutan
‘Pak’.
Dalam hati aku menolak panggilan
ini. Aku sahabatnya.teman sebayanya. Tak pantas aku & temanku lainnya
dipanggil atau disapa seperti itu... tapi itulah Bonky..selalu menghormati
lawan bicaranya. Merendahkan dirinya serendah-rendahnya demi menghormati
eksistensi kami..yang notabene teman-temannya sendiri.
Dari sikap Bonky aku belajar
banyak hal... dahulu aku berpikir picik, bahwa sikap Bonky adalah strategi
marketing, jurus tingkat dasar untuk menarik konsumen atau bahkan sindiran
jahat darinya atas posisi kami yang mungkin setingkat lebih tinggi.
Tapi aku berintrospeksi, Bonky
tak punya income ekonomis maupun non ekonomis atas sikapnya itu.
Aku juga pernah berpikir,
jangan-jangan Bonky adalah perwujudan malaikat maut yang hendak menguji
kesombonganku... ah, tapi segera kuenyahkan semua pikiran tak berdasarku itu..
Lebih baik, aku menikmati
keunikan sikap Bonky apa adanya... kesopanannya memang diilhami kultur Jawa
yang melekat. Mungkin itu yang mempengaruhi attitude-nya.
Yah..apapun penilaian orang-orang
atau diriku sendiri terhadap Bonky, kuyakin tak mengurangi ketulusannya dalam
menghormati seseorang, tanpa memandang usia & profesi.
Seorang bijak pernah berkata:
‘Jika seseorang tak bisa menghargai dirinya sendiri, maka orang lain tak kan
pernah menghargai dirinya selamanya”
Sikap Bonky yang begitu
menghormatiku & menghargaiku, mengetuk kencang nurani terdalamku: sudahkah
aku menghormati & menghargai diriku sendiri?
Selama bertahun-tahun ini, aku
memperbudak diriku sendiri dengan kerja non stop yang tak berlogika. Badanku
tampak kurus, cekung, tak menampakkan sedikitpun sebuah sosok manusia yang
sehat.
Malam ini, saat merenungkan
panggilan sayang Bonky kepadaku, aku berikhtiar: akan kujaga tubuh titipan
Tuhan ini sebaik-baiknya, jangan sampai sakit, makan cukup, istirahat cukup
& olahraga teratur. Semoga.
Hari Sabtu esok, adalah saat
Bonky melakukan tugas rutinnya: mengecek perlengkapan komputer, internet,
printer dll. & ketahuilah Bonky, aku sudah tak sabar untuk kau panggil
‘Pak’ lagi.
24 nov 2010, 22:42
NB: saat ini, Bonky sudah tidak membersamai kami lagi.beliau pindah ke tempat kerjanya yang baru. We miss you bro. you are our inspiration.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar