Selasa, 30 April 2013

BONKY


Panggilannya sederhana saja, tapi kesan gaul & modis nampak jelas: Bonky. Itu nama temanku. Rekan sejawat di kantor.
Meskipun profesi kami berbeda. Namun usia kami sebaya. Itu yang membuat aku cepat akrab & nyambung kalau ngobrol dengannya. Namun ada hal unik yang ingin kuceritakan tentang sahabatku ini.
Bonky & aku mempunyai kesukaan sama, kami tergila-gila pada gadget. Dia juga seorang teknisi komputer yang wahid. Pandai mereparasi segala kerusakan komputer. Menguasai software & segala pernak perniknya: program & aplikasi terbaru, antivirus dll. Itu yang membuat aku senang bergaul dengannya. aku mendapat banyak ilmu baru setiap ngobrol dengannya.
Namun, ada 1 hal yang membuatku kagum atas kepribadiannya. Dia mempunyai kebiasaan khas & luar biasa= selalu memberikan penghormatan secara fisik terhadap lawan bicaranya!
Kebiasaan beliau ketika berjumpa dengan orang: membungkukkan badannya, mengulurkan tangan untuk menyapa, serta mengucapakan kalimat yang sama terhadap semua orang= ‘selamat pagi pak!’ (meskipun pada orang yang 5-8 tahun lebih muda darinya!)
Bonky (setahuku) berusia 2-3 tahun diatasku. Usia pernikahannya jauh diatasku.pengalaman bekerjanya jauh diatasku. Senioritasnya tak diragukan. Tapi dia memanggilku dengan sebutan ‘Pak’.
Dalam hati aku menolak panggilan ini. Aku sahabatnya.teman sebayanya. Tak pantas aku & temanku lainnya dipanggil atau disapa seperti itu... tapi itulah Bonky..selalu menghormati lawan bicaranya. Merendahkan dirinya serendah-rendahnya demi menghormati eksistensi kami..yang notabene teman-temannya sendiri.
Dari sikap Bonky aku belajar banyak hal... dahulu aku berpikir picik, bahwa sikap Bonky adalah strategi marketing, jurus tingkat dasar untuk menarik konsumen atau bahkan sindiran jahat darinya atas posisi kami yang mungkin setingkat lebih tinggi.
Tapi aku berintrospeksi, Bonky tak punya income ekonomis maupun non ekonomis atas sikapnya itu.
Aku juga pernah berpikir, jangan-jangan Bonky adalah perwujudan malaikat maut yang hendak menguji kesombonganku... ah, tapi segera kuenyahkan semua pikiran tak berdasarku itu..
Lebih baik, aku menikmati keunikan sikap Bonky apa adanya... kesopanannya memang diilhami kultur Jawa yang melekat. Mungkin itu yang mempengaruhi attitude-nya.
Yah..apapun penilaian orang-orang atau diriku sendiri terhadap Bonky, kuyakin tak mengurangi ketulusannya dalam menghormati seseorang, tanpa memandang usia & profesi.
Seorang bijak pernah berkata: ‘Jika seseorang tak bisa menghargai dirinya sendiri, maka orang lain tak kan pernah menghargai dirinya selamanya”
Sikap Bonky yang begitu menghormatiku & menghargaiku, mengetuk kencang nurani terdalamku: sudahkah aku menghormati & menghargai diriku sendiri?
Selama bertahun-tahun ini, aku memperbudak diriku sendiri dengan kerja non stop yang tak berlogika. Badanku tampak kurus, cekung, tak menampakkan sedikitpun sebuah sosok manusia yang sehat.
Malam ini, saat merenungkan panggilan sayang Bonky kepadaku, aku berikhtiar: akan kujaga tubuh titipan Tuhan ini sebaik-baiknya, jangan sampai sakit, makan cukup, istirahat cukup & olahraga teratur. Semoga.
Hari Sabtu esok, adalah saat Bonky melakukan tugas rutinnya: mengecek perlengkapan komputer, internet, printer dll. & ketahuilah Bonky, aku sudah tak sabar untuk kau panggil ‘Pak’ lagi.

24 nov 2010, 22:42










NB: saat ini, Bonky sudah tidak membersamai kami lagi.beliau pindah ke tempat kerjanya yang baru.  We miss you bro. you are our inspiration.

Tidak ada komentar: