Pernahkah kita memperhatikan punggung tangan kita?
Punggung tangan? Ya, punggung tangan.
Tanpa kita sadari punggung tangan
kita berbicara lebih banyak dari apa yang diperlihatkan oleh wujud
sederhananya.
Sehari-harinya, mungkin, & 90
% saya yakin demikian, kebanyakan kita lebih banyak menggunakan atau melibatkan
telapak tangan kita untuk beraktifitas. Entah itu menggenggam, menepuk-nepuk
atau yang lainnya. Tapi punggung tangan? Apa gunanya?
Biarlah aq menceritakan kisah si
punggung tangan ini sobat...
Semuanya berawal dari beberapa
bulan yang lalu. Saat aq sedang berduaan bersama istri tercinta di dalam kamar.
Banyak aktifitas yang kami luangkan mana kala kami bisa bersama-sama seperti
itu: ngobrol, diskusi, merencanakan masa depan, bercerita kejadian-kejadian
lucu di kantor atau mengabarkan berita gawat yang mungkin tidak setiap hari
hadir.
Rutinitas itu intens kami pupuk.
Saat-saat kedua putri kami sudah dibuai malaikat mimpi. Tinggallah kami berdua.
Mengarungi malam penuh cerita. Dan tibalah saat itu....
Aq memandang putih pipinya....
kutatap mata manjanya yang lelah menungguku seharian ini. spontan kugerakkan
sebelah tanganku untuk membelai pipinya. Dari ujung rambutnya, turun hingga ke
sudut bibirnya. Dan dia sangat menikmati saat-saat ini, Sobat...he...he
Dan..tiba-tiba kesadaran itu
membuncah...sebuah gagasan unik, nakal, tapi filosofis.
Sontak aq berujar padanya: ”Sayang,
bagaimana rasanya aq belai seperti ini?”, sambil kuusap manja pipinya dengan
punggung tanganku. Dia hanya tersipu tak menjawab. Aq membaca pikiran nakalnya,
seribu bidadara pasti sedang menerbangkannya ke surga.
Kemudian aq tarik tanganku &
menempelkan telapak tanganku, kusapu permukaan pipinya dengan sedikit tenaga.
Seperti mengusap jok Honda Fit X tahun 2008 kepunyaanku, bergelombang, jauh
dari romantisme.
Dan dia merasakannya, dia
menjerit protes tanda tak dimanusiakan. Akhirnya aku tersadar, filosofi sebuah
punggung tangan.
Kawan demikianlah eksistensi
punggung tangan: memanusiakan, manja, romantis, lembut, mengayomi, mengundang
empati. Meskipun letak punggung tangan ada di belakang.
Sedangkan makna sebuah telapak
tangan: kasar, tak bermartabat, merendahkan, tak beretika & mengundang
antipati. Dan letak telapak tangan? Di depan!
Demikian pula para founding fathers tanah Jawi mengajarkan kita sobat. Itulah
mengapa keris orang Jawa tidak ada di depan. Mereka mengajarkan, selesaikan
sebuah kesalahtafsiran di belakang. Jangan di depan umum. Jangan permalukan
manusia meskipun di depan pohon atau binatang sekalipun.
Jika ada syak wasangka
terhadapnya sobat, bersabarlah barang sejenak, rangkul tangannya. Ajak dia ke
belakang. Jelaskan dengan gamblang mengapa kau tidak setuju dengan sikapnya.
Uraikan dengan tulus bagaimana ketersinggunganmu menyeruak atas
komentar-komentar pedasnya.
Ajaklah ia kebelakang. Jangan kau
‘selesaikan’ dia di depan. Tak usah kau ‘tenggelamkan’ dia di muka khalayak
sahabatmu sendiri. Energi sebuah kejahatan & kedengkian itu bagai candu.
Semakin kau pancing tubuh fitrimu dengan amarah, semakin amarah itu meraung,
menendang, berteriak & mengajakmu terbang menuju gelapnya kebodohan.
Yang kau petik sesudah itu sobat?
Hanya penyesalan demi penyesalan.
Sementara itu, ada sebuah jalan
para bijak yang bisa kau susuri.
Jalan para peletak fondasi
ilmu-ilmu humaniora di republik ini.
Itulah jalan kedamaian. Ingat
kawan 1000 kawan masihlah lumrah. Namun 1 orang musuh, akan membuat tidur kita
tak nyenyak di sepanjang kehidupan kita.
Salam. Semoga bermanfaat.
Diary, 25 nov 2010, 13:47
1 komentar:
SAYA SEKELUARGA INGIN MENGUCAPKAN BANYAK TERIMAH KASIH KEPADA AKI NAWE BERKAT BANTUANNNYA SEMUA HUTANG HUTANG SAYA SUDAH PADA LUNAS SEMUA BAHKAN SEKARAN SAYA SUDAH BISA BUKA TOKO SENDIRI,ITU SEMUA ATAS BANTUAN AKI YG TELAH MEMBERIKAN ANKA JITUNYA KEPADA SAYA DAN ALHAMDULILLAH ITU BENER2 TERBUKTI TEMBUS..BAGI ANDA YG INGIN SEPERTI SAYA DAN YANG SANGAT MEMERLUKAN ANGKA RITUAL 2D 3D 4D YANG DIJAMIN 100% TEMBUS SILAHKAN HUBUNGI AKI NAWE DI 085-218-379-259
Posting Komentar